Satu Kawanan Satu Gembala (5): Sabda Tuhan Dan Agama Universal

Oktober 2, 2009 pukul 7:44 pm | Ditulis dalam Pencarian Kebenaran | Tinggalkan komentar
Tag: , ,

Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman TUHAN: Roh-Ku yang menghinggapi engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya, firman TUHAN.
(Yes. 59:21)

—————–

Nabi Pewarta Sabda

Semoga sudah menjadi jelas bagimu bahwa Tuhan menghendaki manusia menjadi sempurna. Di dalam hati nurani setiap manusia sesungguhnya terdapat panggilan menuju kesempurnaan, yang ditanamkan oleh Tuhan sendiri. Hal ini sengaja kuulang-ulang supaya benar-benar tertanam dalam pikiranmu yang terdalam.

Lalu dengan cara apa Tuhan memulihkan keadaan manusia yang penuh kelemahan dan dosa ini menjadi sempurna?

Ketika Tuhan memulai karya ciptaNya Dia bersabda, “Jadilah terang…” maka terangpun terjadilah. Tuhan menciptakan segala sesuatu dengan sabdaNya. Ketika ciptaanNya yang utama, yaitu manusia, jatuh ke dalam dosa maka Dia juga memulihkannya dengan sabdaNya yang menyelamatkan. Dengan sabdaNya Dia menciptakan segalanya dan dengan sabdaNya juga Dia memulihkan segalanya.

Memang benar sabda Tuhan terus menyapa semua manusia sepanjang jaman dan di setiap bangsa. Di setiap bangsa selalu muncul orang-orang bijak yang mengajarkan dan mencontohkan kebaikan. Dan itu dalam arti tertentu memang sabda Tuhan juga. Disitu aku bisa menerima kenyataan bahwa agama-agama lain juga pembawa cahaya kebenaran. Namun agama-agama tersebut tidak dimaksudkan sebagai pembawa sabda Tuhan yang bersifat universal, jadi sifatnya cuma lokal dan parsial. Sabda yang diwartakannya hanya dimaksudkan untuk mempersiapkan manusia menerima sabdaNya yang universal. Disini aku menghendaki engkau mengenali keterbatasan yang ada dalam agama-agama lokal tersebut.

Ketika agama-agama tersebut menyadari keterbatasannya, itu bagus. Aku kira itu memang kehendak Tuhan. Keterbatasan yang ada dalam agama-agama itu juga termasuk tidak adanya jaminan tidak dapat salah, dengan kata lain agama-agama tersebut bisa memiliki kesesatan yang berdampingan dengan kebenaran. Tapi ketika agama-agama itu tidak mau menyadari keterbatasannya dan berusaha mengklaim keuniversalan yang bukan haknya, masalahnya menjadi lain. Agama semacam itu bukan lagi pewarta sabda Tuhan melainkan penyesat yang harus dihindari dan dimusnahkan.

Pikirkan seperti ini, bayangkan seolah-olah engkau hidup di jaman seorang nabi. Bukankah melalui orangtuamu engkau juga menerima berbagai ajaran yang baik, yang telah diajarkan nenek-moyangmu secara turun-temurun? Itu tidak salah, tapi ajaran kedua orangtuamu bahkan nenek-moyangmu bagaimanapun ada keterbatasannya. Dan seorang nabi yang dipilih oleh Tuhan telah diberi kuasa dan kemampuan untuk mengajarkan lebih dari apa yang bisa diajarkan kedua orang tuamu. Kalau orang tuamu menyadari keterbatasannya dan menyerahkan engkau untuk belajar serta mendengarkan nabi itu tentu bagus. Itu adalah kehendak Tuhan. Tapi kalau orang tuamu melarang engkau pergi mengikuti sang nabi, tentu menjadi salah. Orang tuamu telah menjadi kaki-tangan iblis dan berbalik menentang Tuhan. Dengan analogi ini mudah-mudahan engkau bisa memahami keterbatasan agama-agama lokal di hadapan agama universal.

Demikian juga melalui rencana keselamatan yang universal sabdaNya secara penuh hadir menyapa manusia melalui sarana pilihan yang dirancang dan dibuatNya sendiri. Sarana ini yang sekarang kita kenal sebagai agama universal. Ini seperti sang nabi yang dipilih Tuhan dalam analogi di atas.

Di dalam agama universal ini kita bisa mengenal sabda Tuhan di sepanjang jaman yang diterima manusia melalui para nabi, rasul, orang-orang kudus, dan juga kitab-kitab suci. Melalui sarana ini Tuhan secara total mencurahkan sabdaNya, apapun yang perlu diketahui manusia demi keselamatannya akan disampaikan melalui sarana ini, bukan yang lain. Bukankah tidak ada sarana yang lebih baik selain agama universal yang telah dibuat dengan tanganNya sendiri?.

Sabda Tuhan – Satu Sabda Banyak Sarana

Sekarang aku ingin engkau juga memperluas wawasanmu bahwa yang namanya sabda Tuhan tidak hanya disampaikan melalui kitab suci saja. Sabda Tuhan bisa hadir juga melalui manusia, baik itu para nabi, orang-orang kudus, atau siapapun yang dipilihNya untuk mewartakan sabda. Nanti aku akan menjelaskan padamu lebih lanjut bahwa sabda Tuhan tidak hanya dipercayakan pada kitab suci saja, tetapi juga pada orang-orang pilihan. Bagaimanapun sabda Tuhan yang tertulis dalam berbagai kitab suci pada awalnya juga hadir melalui manusia. Tuhan itu maha kreatif, Dia bisa menggunakan banyak sarana untuk menyampaikan sabdaNya. Kitab suci hanyalah salah satunya, tapi bukan satu-satunya.

Mungkin timbul pertanyaan, jika Tuhan bisa menggunakan banyak sarana mengapa hanya melalui agama universal? Mengapa Tuhan tidak menggunakan agama-agama lain juga? Sebenarnya kalau engkau cermati dengan baik, agama universal yang aku bicarakan merupakan kumpulan dari banyak ajaran, tulisan, dan kisah-kisah para nabi serta orang-orang pilihan di berbagai jaman. Tetapi para nabi dan ajaran-ajarannya tidak membentuk agama yang berbeda-beda melainkan membentuk satu kesatuan ajaran yang utuh dalam satu agama universal. Jadi bisa dikatakan sabda Tuhan dalam agama universal sebenarnya sudah mencerminkan penggunaan banyak sarana pewartaan sabda Tuhan karena merupakan kumpulan dari ajaran-ajaran para nabi dan kitab-kitab suci. Ajaran para nabi dan kitab-kitab suci yang berbeda-beda namun membentuk satu kesatuan dalam agama universal ini menandakan adanya satu sumber sabda Tuhan yang sama.

Agama Universal Sebagai Jaminan Otentisitas Sabda

Adanya satu agama universal juga merupakan cara Tuhan untuk memberi jaminan otentisitas sabdaNya. Melalui agama universal yang satu Tuhan menegaskan bahwa apa yang ada di dalamnya adalah sabdaNya yang sesungguhnya (otentik) dan bebas dari kesesatan. Ini sangat penting untuk menghindarkan manusia dari sabda Tuhan yang palsu. Harus engkau sadari bahwa ada banyak upaya-upaya untuk menyesatkan manusia dengan cara memalsukan dan membajak sabda Tuhan untuk maksud-maksud lain.

Jika tidak ada agama universal pasti akan menimbulkan kesulitan yang serius: bagaimana manusia bisa menemukan sabda Tuhan yang otentik diantara sekian banyak ajaran dan agama-agama dunia yang berbeda satu sama lain? Tanpa adanya agama universal ini manusia akan dibingungkan dengan begitu banyak ‘kitab suci’ dan ajaran yang mengklaim sebagai sabda Tuhan. Semuanya kelihatannya baik, ajaran-ajaran palsu ini sepintas lalu memang mirip dengan sabda Tuhan yang sesungguhnya. Sungguh-sungguh sulit untuk membedakannya. Apalagi manusia begitu mudah termakan oleh propaganda yang menyesatkan sehingga apa yang salah dianggap benar sedangkan yang benar justru dikira palsu. Apa pegangan manusia dalam situasi seperti ini? Tanpa agama universal maka tidak ada kepastian jalan kebenaran dan jurang menuju kesesatan akan terbuka lebar.

Butuh karunia dan rahmat khusus untuk bisa mengetahui mana sabda Tuhan yang benar dan mana yang bukan. Sama seperti Tuhan di jaman dulu telah memberikan karunia khusus ini kepada para nabi yang dipilihNya dan tidak kepada semua orang, Tuhan sampai sekarang juga mempercayakan rahmat dan karunia khusus ini kepada agama universal yang dibangun dengan tanganNya sendiri, bukan kepada yang lain. Adanya agama universal memberikan kepastian sabda Tuhan yang benar dan otentik. Cukup dengan percaya pada apa yang diajarkan agama universal, engkau sudah terhindar dari kesesatan dan engkau sudah mendengarkan sabda Tuhan yang membawa kebenaran dan menyelamatkan. Tidak perlu ada keraguan lagi.

Sekarang bagimu sudah cukup jelas bahwa sabda Tuhan yang otentik dipercayakan pada agama universal. Ada dua hal yang penting yang akan engkau dapatkan melalui agama universal. Yang pertama terdapat jaminan bahwa seluruh sabda Tuhan yang perlu bagi keselamatan manusia sudah tersedia seluruhnya di dalam agama universal. Yang kedua, terdapat jaminan bahwa seluruh ajaran yang ada di dalamnya terbebas dari kesesatan. Ini semua dimungkinkan karena Tuhan sendirilah yang membentuk agama universal ini. Kedua hal penting ini, kebenaran yang penuh dan bebas dari kesesatan, tidak mungkin ada dalam agama lain. Jadi sekalipun ada kebenaran dan kebaikan di dalam agama lain, kebenaran tersebut tidak penuh dan juga tidak bebas dari kekeliruan. Extra ecclesiam nulla salus – Tuhan tidak memberikan jalan keselamatan lain selain yang telah diberikanNya melalui agama universal!

Tinggalkan sebuah Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Entries dan komentar feeds.